Masuk ke dalam lima besar negara dengan sampah makanan terbanyak di dunia, Indonesia menghasilkan kurang lebih 21 juta ton sampah makanan per tahunnya menurut United Nations Environment Programme (UNEP), 2021.
Tidak hanya di Indonesia, sampah makanan merupakan tantangan besar di dalam dunia pangan di seluruh dunia. Sampah makanan ini dikenal dengan istilah “Food Wastage”. Food Wastage terbagi menjadi 2 jenis yakni, Food Loss dan Food Waste. Kedua jenis ini memiliki pengertian tersendiri. Berikut penjelasannya :
Apa itu Food Waste?
Sampah makanan yang berasal dari rumah atau industri seperti restoran, makanan yang sudah siap untuk dikonsumsi oleh konsumen namun bersisa karena terbuang atau dibuang, merupakan Food Waste.
Apa itu Food Loss?
Sampah makanan yang berasal dari industri yang belum sampai ke tangan konsumen, seperti bahan pangan mulai dari sayuran, buah-buahan, atau makanan yang masih mentah namun tidak bisa diolah lagi, merupakan Food Loss.
Beragam faktor dari internal maupun eksternal yang memegang peran krusial dalam menghasilkan sampah makanan. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti :
1. Tidak menghabiskan makanan.
2. Kurangnya permintaan pasar.
3. Mutu panen tidak sesuai standar.
4. Membeli atau memasak makanan yang tidak disukai.
5. Masalah penyimpanan, penanganan, dan pengemasan.
6. Gaya hidup (rasa gengsi dan faktor sosial).
Beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah makanan adalah dengan :
1. Hanya beli dan ambil yang dibutuhkan.
2. Jalin komunikasi dan hubungan yang baik antara produsen, distributor, dan konsumen.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang panen dan pasca panen.
4. Membuat kompos.